Diduga Ada Upaya Perampokan untuk Kepentingan Salah Satu Paslon Jelang Pilkada 2024, Bank NTT Gelar RUPS-LB

- Reporter

Rabu, 13 November 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NTTUpdate.com – Bank NTT dijadwalkan akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB), pada kamis (14/11/2024). RUPS-LB yang terkesan digelar mendadak ini mendapat sorotan dari berbagai pihak karena diduga ada kepentingan politik untuk mendanai salah satu paslon di Pilkada NTT 2024 mendatang.

Menurut informasi dari sumber terpercaya di lingkungan Kantor Gubernur NTT menyebutkan, kalau Penjabat Gubernur NTT Andriko Noto Susanto, mengadakan pertemuan dengan Yohana Lisapaly, Susana Federika Ayi Saye, Doris Rihi dan sejumlah nama lain. Pertemuan tersebut juga berlangsung di Rumah Jabatan Gubernur.

“Yang ke rumah jabatan ada Yohana Lisapaly, Doris Rihi dan salah satunya istri Hila Minggu. Pertemuan itu terkait Bank NTT,” jelas sumber itu

Yohana Lisapaly sendiri merupakan mantan pejabat Pemprov NTT yang sudah pensiun dari ASN dan kini menjabat sebagai Sekretaris DPW NasDem NTT. Sementara Susana Saye adalah kader NasDem yang pada Pileg lalu maju sebagai caleg DPRD Kota Kupang Dapil Maulafa. Susana juga adalah istri dari Hilarius Minggu, Direktur Dana sekaligus Plt. Direktur Kredit Bank NTT saat ini. Sedangkan Doris Rihi adalah Kepala Biro Pemerintahan Setda NTT.

Baca Juga:  Gelar Rakor Bersama Ketua PW GP Ansor NTT, GP Ansor Manggarai Tekankan Pentingnya Penguatan Struktur dan Kaderisasi

Informasi terkait pertemuan Pj. Gubernur dengan elit Nasdem NTT dan nama-nama di atas juga dibenarkan oleh sumber di internal Bank NTT.

“Benar ada pertemuan itu,” kata sumber di internal Bank NTT yang enggan namanya disebutkan ketika diwawancara pada Minggu (10/11/2024) malam.

Sumber itu juga membenarkan soal RUPS-LB Bank NTT yang akan digelar dalam waktu dekat. Dan menurutnya, ada skenario besar di balik pelaksanaan RUPS-LB kali ini. Skenario tersebut berkaitan erat dengan kepentingan politik jelang Pilkada yang sudah di depan mata.

“Ini terkesan mendadak karena pemanggilan RUPS biasanya dilakukan dalam waktu paling lambat 14 hari sebelum RUPS dilaksanakan. RUPS harus segera dilaksanakan karena bupati dan walikota selaku pemegang saham semuanya penjabat,” kata sumber itu.

Informasi dari sumber yang sama ini juga menerangkan, ada beberapa agenda RUPS-LB kali ini. Antara lain pembahasan tentang KUB (Kelompok Usaha Bank) sebagai strategi pemenuhan modal inti serta perubahan pengurus (Direksi dan Komisaris). Kemudian ada lelang jabatan yang lowong.

“Di internal kami, Pak Hila itu disebut-sebut jadi Plt Dirut gantikan Pak Umbu Praing, meski beliau sekarang sakit-sakitan. Pak Sekda (Kosmas Lana, red) yang sudah dapat persetujuan dari OJK jadi Komut, kemungkinan besar tidak jadi dilantik. Ini sama persis yang terjadi dengan Pak Sony Pellokila di tahun 2021 lalu. Sudah lolos uji kelayakan sebagai Direktur Pemasaran Dana di OJK, tapi kemudian batal lantik karena perubahan nomenklatur dari Direktur Pemasaran Dana jadi Direktur Dana dan Treasury,” terangnya.

Baca Juga:  Diduga Konspirasi Jahat Penanganan LP Tanah Keranga, Oknum Perwira Polres Mabar Dilapor ke Propam Mabes Polri

“Kemudian jabatan direksi dan komisaris yang lowong nantinya dilelang. Jadi RUPS-LB kali ini ada upaya untuk mengakomodir kembali mantan pejabat Bank NTT yang diberhentikan pada RUPS sebelumnya,” sambung sumber itu.

RUPS-LB Bank NTT, lanjut sumber itu, harus segera digelar sebelum Pilkada agar ada Plt Dirut yang baru. Dengan demikian, kepentingan pendanaan bagi salah satu paslon gubernur bisa terakomodir.

“Dirut yang mereka pilih bisa akomodir kepentingan salah satu paslon untuk pemberian kredit fiktif di seluruh kantor cabang. Karena sekarang sudah ada pengajuan pinjaman dari perusahaan-perusahaan yang tidak jelas. Belum lagi CSR, bantuan untuk gereja, masjid, kelompok masyarakat dan lain-lain. Mereka bisa kendalikan dalam waktu yang sisa sebelum Pilkada,” jelas sumber itu.

Baca Juga:  Aturan Terbaru Saldo Minimum Rekening Bank BCA-BRI-BNI-Mandiri

“Kami berharap tidak ada praktik penyaluran kredit fiktif yang terjadi seperti sebelum-sebelumnya. Tapi kalau RUPS-LB digelar dan pengurusnya dirombak seperti yang saya jelaskan di atas, maka bukan tidak mungkin praktik ini terulang. Jangan lupa, pembelian MTN senilai Rp 50 miliar yang dipaksakan itu terjadi di Maret 2018 dan Pilkada 2018 digelar di bulan Juni. Jangan lupa juga kredit fiktif Rp 100 miliar untuk PT Budimas Pundinusa, dan lain-lain,” pungkas sumber itu.

Hingga berita ini diturunkan, media ini masih berusaha untuk meminta klarifikasi dari Pj. Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto.

Sementara Komisaris Independen Bank NTT, Frans Gana ketika konfirmasi terkait pelaksanaan RUPS-LB mengaku undangan RUPS belum disebarkan.

“Undangan belum disebarkan. Setelah itu saya info ya,” kata Frans Gana Senin (11/11/2024).

Frans Gana kembali meminta bersabar untuk menunggu info lanjutan, ketika media ini bertanya lebih lanjut apakah RUPS-LB masih bisa digelar pada Kamis (14/11/2024), sementara undangan belum disebarkan.

“Sorry. kotong tunggu sa ko,” seraya berharap media membuat berita yang positif agar Bank NTT terhindar dari risiko reputasi.

Berita Terkait

Aturan Terbaru Saldo Minimum Rekening Bank BCA-BRI-BNI-Mandiri

Berita Terkait

Rabu, 13 November 2024 - 15:10 WITA

Diduga Ada Upaya Perampokan untuk Kepentingan Salah Satu Paslon Jelang Pilkada 2024, Bank NTT Gelar RUPS-LB

Senin, 9 September 2024 - 13:44 WITA

Aturan Terbaru Saldo Minimum Rekening Bank BCA-BRI-BNI-Mandiri

Berita Terbaru

Travel

Terus Berbenah, Intip Wajah Baru Natas Labar Kota Ruteng

Jumat, 20 Des 2024 - 11:10 WITA