Alasan Stunting, Uangnya Dipakai PNS Buat Pagar Puskesmas

- Reporter

Jumat, 12 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Ilustrasi

NTTUpdate.com – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Suharso Monoarfa mengakui dalam proses pelaksanaan belanja negara masih banyak kekurangan. Maka ia memastikan pemerintah ke depan akan memperkuat fungsi Bappenas dalam dalam pengendalian dan perencanaan pembangunan.

Hal ini disampaikan Suharso saat rapat kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (13/6/2024).

Ia mencontohkan salah satu bentuk belanja pemerintah yang masih bermasalah terkait dengan anggaran stunting. Selama ini, menurutnya anggaran stunting masih menggunakan prinsip multi tagging. Artinya banyak digunakan kementerian lembaga melalui program-programnya masing-masing, tidak single tagging atas nama program stunting.

“Misalnya stunting, pada waktu itu saya lihat di Sistem Krisna, stunting lokasinya saya zoom terus-terus sampai akhirnya programnya apa, ternyata memperbaiki pagar Puskesmas, itu terjadi,” ucap Suharso.

Baca Juga:  The Evolution of Jakarta: From Colonial Capital to Modern Metropolis

Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022. Sementara pada 2023 hanya turun tipis menjadi 21,5%.

Hal ini membuat target pemerintahan Presiden Jokowi untuk membuat stunting turun menjadi 14% pada 2024 diragukan.

Wakil Ketua Komisi XI dari Fraksi PDI Perjuangan Dolfie Othniel Frederic Palit meminta kementerian itu untuk memperkuat fungsinya dalam pengendalian dan perencanaan pembangunan.

“Dari rapat ke rapat dalam membahas anggaran Bappenas yang menjadi atensi kita itu selalu fungsi Bappenas dalam hal pengendalian dan perencanaan yang memungkinkan belanja negara kita itu semakin berkualitas,” ucap Dolfie saat kesempatan yang sama.

Baca Juga:  Exploring Bandung's Natural Wonders: From Volcanic Landscapes to Majestic Waterfall

“Bunyi-bunyi tentang spending better sudah sering banget, kita mencurigai ini bukan spending better yang terjadi, tapi better spending, lebih baik belanja bukan belanja berkualitas,” tegasnya.

Dolfie lalu membuktikan besarnya belanja pemerintah pusat selama ini mayoritas dinikmati ASN, termasuk di dalamnya PNS. Salah satunya dengan data belanja pemerintah pusat pada 2024 yang telah disepakati DPR sebesar Rp 1.090 triliun Rp 530 triliun dinikmati oleh 4 jutaan ASN, sedangkan untuk rakyat memang lebih besar, yakni Rp 559 triliun, tapi dibanding total penduduk yang 270 juta tentu realita manfaatnya jauh lebih kecil dari yang dinikmati ASN.

Baca Juga:  Mengenal 3 Pahlawan Nasional yang berasal dari NTT

“Birokrasi kita berapa sih paling banyak 4 juta, Rp 530 triliun dibagi empat berapa besar itu kalau mau kita bagi itu indeksnya secara nilai, sementara Rp 559 triliun ki abagi 270 juta rakyat Indonesia kecil sekali jatuhnya. Artinya birokrasi kita tidak efektif hasilkan output ke masyarakat,” ungkap Dolfie.

Belum lagi berdasarkan prioritas kegiatannya. Ia mengatakan, belanja pemerintah pusat yang prioritas hanya sebesar Rp 467 triliun, sedangkan yang non prioritas mencapai Rp 623 triliun.

Sumber Berita : CNBC Indonesia

Berita Terkait

Mendagri Geram Anggaran Perjalanan Dinas Pemda Rp10 M
Mengenal 3 Pahlawan Nasional yang berasal dari NTT
7 Kapolres di Polda Nusa Tenggara Timur Dimutasi, Ini Daftarnya
Exploring Bandung’s Natural Wonders: From Volcanic Landscapes to Majestic Waterfall
The Evolution of Jakarta: From Colonial Capital to Modern Metropolis
Ia mencontohkan salah satu bentuk belanja pemerintah yang masih bermasalah terkait dengan anggaran stunting. Selama ini, menurutnya anggaran stunting masih menggunakan prinsip multi tagging. Artinya banyak digunakan kementerian lembaga melalui program-programnya masing-masing, tidak single tagging atas nama program stunting.

Berita Terkait

Jumat, 12 Juli 2024 - 10:00 WITA

Mendagri Geram Anggaran Perjalanan Dinas Pemda Rp10 M

Jumat, 12 Juli 2024 - 09:40 WITA

Alasan Stunting, Uangnya Dipakai PNS Buat Pagar Puskesmas

Jumat, 12 Juli 2024 - 05:46 WITA

Mengenal 3 Pahlawan Nasional yang berasal dari NTT

Jumat, 28 Juni 2024 - 09:14 WITA

7 Kapolres di Polda Nusa Tenggara Timur Dimutasi, Ini Daftarnya

Selasa, 28 Maret 2023 - 16:24 WITA

Exploring Bandung’s Natural Wonders: From Volcanic Landscapes to Majestic Waterfall

Selasa, 28 Maret 2023 - 16:12 WITA

The Evolution of Jakarta: From Colonial Capital to Modern Metropolis

Berita Terbaru

Travel

Terus Berbenah, Intip Wajah Baru Natas Labar Kota Ruteng

Jumat, 20 Des 2024 - 11:10 WITA